SELAMAT DATANG DI WEB SAYA

Senin, 23 Februari 2015

Cara membuat pupuk kompos dari sampah organik

   Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting.

pupuk

    Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Sampah organik sendiri dibagi menjadi :
  • Sampah organik basah.
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
  • Sampah organik kering.
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.
Cara Membuat pupuk kompos sendiri dari sampah organik tidaklah sulit. Berikut ini adalah cara membuat pupuk kompos.
1. Kompos Jadi Siap Pakai
Kompos alami banyak terdapat di lahan-lahan yang sebelumnya menjadi tempat pembangan sampah organik. Untuk mendapatkannya :
  1. Gali tumpukan sampah (garbage atau sampah lapuk) yang sudah seperti tanah
  2. Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat lapuk
  3. Jemur sampai kering, lalu ayak
  4. Bubuhkan 50 – 100 gram belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah.
Bahan:
  1. 2 1 /4 hingga 4 m3 sampah lapuk (garbage)
  2. 6,5 m3 kulit buah kopi
  3. 750 kg kotoran ternak memamah biak (± 50 kaleng ukuran 20 liter)
  4. 30 kg abu dapur atau abu kayu
Cara Membuat
1. Buatlah bak pengomposan dari bak semen. Dasar bak cekung dan melekuk di bagian tengahnya. Buat lubang pada salah satu sisi bak agar cairan yang dihasilkan dapat tertampung dan dimanfaatkan.
2. Atau buatlah bak pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x 1 m (panjang x lebar x tinggi). Tapi hasilnya kurang sempurna dan kompos yang dihasilkan berair dan lunak.
3. Aduk semua bahan menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bak pengomposan setinggi 1 meter, tanpa dipadatkan supaya mikroorganisme aerob dapat berkembang dengan baik. Kemudian taburi bagian atas tumpukan bahan tadi dengan abu.
4. Untuk menandai apakah proses pengomposan berlangsung dengan balk, perhatikan suhu udara dalam campuran bahan. Pengomposan yang baik akan meningkatkan suhu dengan pesat selama 4 – 5 hari, lalu segera menurun lagi.
5. Tampunglah cairan yang keluar dari bak semen. Siram ke permukaan campuran bahan untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan.
6. 2 – 3 minggu kemudian, balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah 2 -3 bulan kompos sudah cukup matang.
7. Jemur kompos sebelum digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 % saja.
8. Kalau di daerah kita tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat diadaptasi dengan menggantikan kulit buah kopi dengan hijauan seperti Iamtoro ataulainnya.
2. Kompos Rumah Tangga
Sampah organik secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses penguraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban.
Makin cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6 minggu sudah jadi. Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi kompos. Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba mengunyah bahan organic dan merubahnya menjadi kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus dipertahankan adalah 45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.
Bahan :
  1. Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organic dan sampah non-organic.
  2. Diperlukan bak plastic atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu.
  3. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.
Cara Membuat :
1. Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.
2. Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur. Tanah atau kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak ( ayam atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
3. Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah sampah baru. Setiap 7 hari diaduk.
4. Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.
5. Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.
6. Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
7. Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.

http://www.sheentin.com/tips-2/cara-membuat-pupuk-kompos-dari-sampah-organik.html

Senin, 09 Februari 2015

Sekolah Adiwiyata SMPN 14 Malang


Musholla SMPN 14 Malang


Koridor SMPN 14 Malang


Logo SMPN 14 Malang


Tampak Dari Depan SMPN 14 Malang


Bapak dan Ibu Guru SMPN 14 Malang

Pembuatan Biopori ...

    Air adalah salah satu bagian terpenting didalam kehidupan kita, saat ini sumber air terbesar yang dimanfaatkan oleh manusia berasal dari air tanah. Di daerah perkotaan, air tanah sudah berkurang hal ini disebabkan oleh semakin sempitnya lahan terbuka yang berfungsi sebagai peresapan air hujan, banyak lahan produktif beralih fungsi menjadi perumahan, ruko dll. Dengan berkurangnya peresapan maka air hujan langsung mengalir kesungai yang selanjutnya menuju ke laut.

    Merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menjaga kelestarian sumber air, langkah nyata kita (sekecil apapun) guna mengembalikan air hujan menjadi air tanah harus segera kita lakukan seperti membuat sumur resapan atau membuat biopori di sekitar rumah kita.

    Untuk membuat sumur resapan dibutuhkan lahan yang agak luas dengan ukuran lebar 1m kedalaman 2 – 3m, mungkin hal ini salah satu kendala apabila kita yang berada diperkotaan ingin membuat sumur resapan karena ketersediaan lahan terbuka di pemukiman perkotaan sangat minim. Berbeda dengan lubang resapan biopori yang tidak membutuhkan lahan yang luas sekitar 30 cm² berkedalaman 80 – 100 cm, dengan biaya yang murah kita dapat membuatnya dengan leluasa di sekitar rumah kita. 

    Biopori merupakan suatu lubang dengan diameter ± 3” berkedalaman antara 80 – 100 cm yang berguna untuk lubang resapan air hujan, biopori juga bisa difungsikan sebagai lubang kompos dari bahan sampah daun kering, maupun sampah basah. Biaya pembuatannya sangat murah sehingga beberapa daerah khususnya diperkotaan sudah menerapkan sistem resapan menggunakan biopori, seperti di daerah “Kampung Terapi” RW 03 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang yang sudah mempunyai lebih dari 100 lubang biopori sehingga di daerah tersebut sudah bebas banjir.

ALAT DAN BAHAN

Dengan menggunakan alat yang sederhana kita bisa membuat lubang biopori di sekitar rumah kita, idealnya jarak antar lubang adalah sekitar 3 meter namun hal tersebut tergantung kebutuhan dan juga lokasinya, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
  • Alat pembuat lubang, ada yang berbentuk screw dan juga ada yang berbentuk garpu (seperti supit kepiting)
  • Pipa paralon Ø 3”, panjang 30 cm beserta tutupnya yang sudah dilubangi
  • Semen
  • Pasir
  • Centong/cetok
  • Linggis
CARA MEMBUAT BIOPORI
  • Gali tanah dengan linggis kedalaman 30 cm, hal ini dimaksud untuk mempermudah alat pembuat lubang bekerja
  • Teruskan membuat lubang dengan pelubang biopori hingga kedalaman 80 – 100 cm
  • Masukkan pipa paralon sampai tepi pipa rata dengan permukaan tanah, pipa berfungsi sebagai penahan tanah disekitar lubang agar tidak longsor
  • Masukkan daun-daun kering, sampah basah ke dalam lubang sampai penuh, hal ini dimaksud agar sampah terurai oleh cacing dan menjadi kompos
  • Tutupi lubang dengan tutup paralon, jika tidak ada tutup paralon maka bisa diganti dengan roster/angin-angin.
    Setelah semuanya selesai, untuk selanjutnya yang kita lakukan adalah pemeliharaan seperti memeriksa tutup biopori apakah lubangnya tersumbat sampah, untuk memanen kompos yang ada di lubang biopori kita perlu waktu antara 2 – 3 minggu, setelah dipanen komposnya maka lubang harus kita isi lagi dengan sampah daun kering/basah.
Bagaimana ? lumayan kan, dengan biopori manfaat yang kita peroleh adalah :
  • lingkungan kita terbebas dari genangan air
  • yang berarti terbebas pula dari nyamuk
  • kita juga kita dapat kompos untuk pupuk tanaman
  • yang lebih penting adalah kita sudah berusaha menjaga kelestarian sumber air bawah tanah.
    https://gatotabe.wordpress.com/2012/04/26/102/
SELAMAT MENCOBA

Penerapan 5R di Sekolah Adiwiyata

 

Konsep  5 R sendiri berasal dari 5 kata dalam bahasa Inggris yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), Recycle (Mendaur Ulang), Replace (Menggunakan kembali) dan Replant (Menanam Kembali).

 Berikut ini dijelaskan tentang konsep 5 R:

 1.     Recycle

 Recycle atau mendaul ulang adalah kegiatan mengolah kembali atau mendaur ulang. Pada perinsipnya, kegitan ini memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut. Contohnya adalah memanfaatkan dan mengolah sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos.

 2.     Reuse

 Reuse atau penggunaan kembali adalah kegiatan menggunakan kembali material atau bahan yang masih layak pakai. Sebagai contoh, kantong plastik atau kantng kertas yang umumnya didapa dari hasil kita berbelanja, sebaiknya tidak dibuang tetapi dikumpulkan untuk digunakan kembali saat dibutuhkan. Contoh lain ialah menggunakan baterai isi ulang.

 3.     Reduce

 Reduce atau Pengurangan adalah kegiatan mengurangi pemakaian atau pola perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah serta tidak melakukan pola konsumsi yang berlebihan. Contoh menggunakan alat-alat makan atau dapur yang tahan lama dan berkualitas sehingga memperpanjang masa pakai produk atau mengisi ulang atau refill produk yang dipakai seperti aqua galon, tinta printer serta bahan rumah tangga seperti deterjen, sabun, minyak goreng dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi bertumpuknay sampah wadah produk di rumah Anda.

 4.     Replace

 Replace atau Penggantian adalah kegiatan untuk mengganti pemakaian suatu barang atau memakai barang alernatif yang sifatnya lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali. Upaya ini dinilai dapat mengubah kebiasaan seseorang yang mempercepat produksi sampah. Contohnya mengubah menggunakan kontong plastik atau kertas belanjaan dengan membawa tas belanja sendiri yang terbuat dari kain.

 5.      Replant

 Replant atau penamanan kembali adalah kegiatan melakukan penanaman kembali. Contohna melakukan kegiatan kreatif seperti membuat pupuk kompos dan berkebun di pekarangan rumah. Dengan menanam beberapa pohon, lingkungan akanmenjadi indah dan asri, membantu pengauran suhu pada tingkat lingkungan mikro (atau sekitar rumah anda sendiri), dan mengurnagi kontribusi atas pemanasan global.

 Dengan menerapkan konsep 5 R yang telah dibahas, kita dapat ikut serta dalam melestarikan dan memelihara lingkungan agar tidak rusak atau tercemar. 

Tujuan utama adiwiyata adalah Membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan  bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang

http://albasitharizkadyahsilvian.blogspot.com/2012/11/pengertian-singkat-adiwiyata.html

Senin, 26 Januari 2015

Adiwiyata Sekolah ...

     Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.
 
     Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

       Kata ADIWIYATA berasal dari 2 (dua) Kata “ADI” dan “WIYATA”. Adi memiliki makna: besar, agung, baik, ideal dan sempurna. Wiyata memiliki makna: tempat dimana seorang mendapat ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial. Jika secara keseluruhan ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna: tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh secara ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita menuju keada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
      
Keuntungan yang di peroleh sekolah mengikuti program Adiwiyata: 
    Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah dan penggunaan berbagai sumber daya . 
    Meningkatkan penghematan sumber daya dan energi 
    Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua warga sekolah. 
    Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah 
    Meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko dampak lingkungan negatif dimasa yang akan datang. 
    Menjadi tempat pemebelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar. 
    Mendapatkan program Adiwiyata.


     Program Adiwiyita yang di buat oleh Pemerintah Melalui kementrian Lingkungan Hidup demi tujuan mulia menyelamatkan lingkungan.
Sesuai dengan Pengertian Adwiyata dan Tujuan Adiwiyata, yaitu Menciptakan Lingkungan Pengajaran yang Siswa,Guru dan Warga Sekolahnya Sadar akan Pentingnya Menjaga Lingkungan Hidup dan ikut di dalamnya
Adiwiyata memiliki manfaat terhadap sekolah yang mendapatkan gelar adiwiyata diantaranya adalah ;
  1. Sekolah dapat Lebih berperan aktif dalam menciptakan kawasan yang peduli dengan lingkungan
  2. Sekolah bisa menciptakan siswa – siswa yang sadar akan lingkungan 
  3. Sekolah bisa berperan dalam semua kegiatan dalam rangka mengurangi global warming
  4. Sekolah bisa menjadi sarana penyalur pendidikan lingkungan secara praktek langsung

Tidak hanya manfaat pada Sekolah , siswa  juga mendapatkan banyak manfaat yang positif karena program Sekolah Adiwiyata ini seperti:
  • Siswa dapat membiasakan agar membuang sampah pada tempatnya
  • Siswa dapat mengerti pentingnya memilah – milah sampah
  • Siswa dapat mengerti bahwa barang bekas bukan hanya untuk dibuang tapi juga dapat dimanfaat kan


Sumber : http://blhd.tanjabbarkab.go.id/kategori/rehli/pengertianadiwiyata.html, https://ajengraden.wordpress.com/adiwiyata/pengertian-adiwiyata/ dan http://pelajarpro.com/manfaat-program-adiwiyata/